Pencalonan Jokowi dan Ahok (Basuki) menarik untuk
kita cermati secara seksama, karena pasangan calon gubernur/wakil
gubernur dengan nomor urut 3 ini berhasil memperoleh 42,9 % suara
pemilih diputaran pertama 11 Juli lalu Dan putaran kedua akan
dilaksanakan pada 20 September 2012 nanti untuk menentukan siapa yang
akan menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2012-2017 nanti.
Lalu siapa orang dibelakang yang menjadi dalang dalam pencalonan Jokowi-Ahok?
Ada 2 tokoh nasional yang dianggap paling andil dalam pe)ncalonan Jokowi-Ahok, orang itu adalah Prabowo Subianto (Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra). Purnawirawan jenderal yang disebut-sebut terlibat dalam kerusuhan rasial Mei 1998 lalu di Jabotabek dan Djan Faridz (Menteri Perumahan Rakyat) yang sedang bermasalah dalam kasus sengketa pengelolaan Blok A Tanah Abang dengan pemprov DKI karena diduga merugikan negara sekitar 300 miliar rupiah.
Apakah kepentingan Prabowo Subianto dan Djan Faridz terhadap Jokowi-Ahok?
Pertanyaan menarik dan sedang jadi pembicaraan masyarakat luas, kenapa Prabowo yang namanya disebut-sebut terlibat dalam kerusuhan rasial Mei 1998 itu memilih Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ber-Etnis Tionghoa dan penganut Kristen Protestan sebagai calon wakil gubernur dengan kendaraan Partai Gerindra berpasangan dengan Jokowi yang direkomendasikan PDI Perjuangan. Sebagian orang menilai langkah politik Prabowo itu bertujuan untuk menggalang suara atau dukungan kelompok masyarakat Tionghoa dalam rangka pencapresannya 2014 nanti. Mengingat nama Prabowo sempat negatif dikalangan etnis tionghoa. Dan hasilnya, sementara langkah politik Prabowo dinilai berhasil.
Lalu apa kepentingan Djan faridz (masih memiliki darah tionghoa)?
Nama Djan Faridz muncul kepermukaan jagat pengusaha nasional pasca diberikannya hak kelola Blok A Tanah Abang yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta era Sutiyoso kepada PT. Priamanaya Djan International perusahaan milik Djan Faridz tahun 2003. Belakangan terkuak “bau busuk” dipublik perihal laporan investigasi BPKP tahun 2011.
Ternyata Pemrov dirugikan atas kerjasamanya dengan perusahaan milik Djan Faridz itu (lihat hasil investigasi Majalah Tempo 2011) dan akhirnya akan memutuskan kerjasama yang sebenarnya sudah berakhir 2008 lalu namun masih tetap berjalan sampai sekarang. Kabarnya Djan Faridz berang dengan rencana pemprov itu, selain itu hubungan Djan dengan Fauzi Bowo yang awalnya sangat harmonis berakhir buruk. Djan yang kabarnya sering meminta kemudahan-kemudahan dari Foke tapi tidak pernah dituruti, bahkan Foke malah mengeluarkan kebijakan spektakuler yaitu Moratorium Pembangunan Mall/Superblok/Apartemen tahun 2011. Untuk sementara ini kepentingan Djan Faridz “mendanai” pencalonan Jokowi-Ahok lebih kepada kepentingan bisnis dan mencari keuntungan sebesar-besarnya. (baca:Waspadai TAIPAN Jakarta Singapore Beijing di Pilkada DKI)
Djan yang dikenal sebagai pengusaha sukses diberbagai bidang itu berhasil menghimpun kontraktor-kontraktor property /pengembang (yang selama ini berkontribusi besar membuat Jakarta kebanjiran dan MACET karena pembangunan Mall/Superblok/Apartemen itu menyalahi aturan) bersatu untuk menjadikan Jokowi-Ahok sebagai ‘boneka’ mereka. Wallahualam. Dan pastinya, dukungan dan bantuan dana itu tidak gratis. Penguasaha atau cukong itu punya kepentingan besar terkait bisnis nya di Jakarta. Jakarta yang kini menjadi hutan beton yang sesak dengan mall, superblok dan apartemen serta bikin macet akan semakin semrawut mustahil akan bisa tata oleh seorang gubernur yang berlatarbelakang insinyur kehutanan.
Masalah Jakarta yang sangat kompleks ini tidak bisa serahkan kepada mereka yang sudah dikelilingi aktor-aktor perusak lingkungan Jakarta. Tidak bisa diserahkan kepada pemimpin yang visi dan misi nya tidak jelas. Pencitraan yang dikemas sederhana terlihat semu dan penuh tipu-tipu ditambah dengan semangat perubahan dan asal beda yang membabi-buta akan membawa Jakarta terpuruk dengan segala problematikanya.
Apapun latarbelakang dan afiliasi politik anda, coba pikirkan kembali pilihan anda agar JAKARTA yang kita cintai ini tidak terjerumus kepada tangan-tangan kotor.
Lalu siapa orang dibelakang yang menjadi dalang dalam pencalonan Jokowi-Ahok?
Ada 2 tokoh nasional yang dianggap paling andil dalam pe)ncalonan Jokowi-Ahok, orang itu adalah Prabowo Subianto (Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra). Purnawirawan jenderal yang disebut-sebut terlibat dalam kerusuhan rasial Mei 1998 lalu di Jabotabek dan Djan Faridz (Menteri Perumahan Rakyat) yang sedang bermasalah dalam kasus sengketa pengelolaan Blok A Tanah Abang dengan pemprov DKI karena diduga merugikan negara sekitar 300 miliar rupiah.
Apakah kepentingan Prabowo Subianto dan Djan Faridz terhadap Jokowi-Ahok?
Pertanyaan menarik dan sedang jadi pembicaraan masyarakat luas, kenapa Prabowo yang namanya disebut-sebut terlibat dalam kerusuhan rasial Mei 1998 itu memilih Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ber-Etnis Tionghoa dan penganut Kristen Protestan sebagai calon wakil gubernur dengan kendaraan Partai Gerindra berpasangan dengan Jokowi yang direkomendasikan PDI Perjuangan. Sebagian orang menilai langkah politik Prabowo itu bertujuan untuk menggalang suara atau dukungan kelompok masyarakat Tionghoa dalam rangka pencapresannya 2014 nanti. Mengingat nama Prabowo sempat negatif dikalangan etnis tionghoa. Dan hasilnya, sementara langkah politik Prabowo dinilai berhasil.
Lalu apa kepentingan Djan faridz (masih memiliki darah tionghoa)?
Nama Djan Faridz muncul kepermukaan jagat pengusaha nasional pasca diberikannya hak kelola Blok A Tanah Abang yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta era Sutiyoso kepada PT. Priamanaya Djan International perusahaan milik Djan Faridz tahun 2003. Belakangan terkuak “bau busuk” dipublik perihal laporan investigasi BPKP tahun 2011.
Ternyata Pemrov dirugikan atas kerjasamanya dengan perusahaan milik Djan Faridz itu (lihat hasil investigasi Majalah Tempo 2011) dan akhirnya akan memutuskan kerjasama yang sebenarnya sudah berakhir 2008 lalu namun masih tetap berjalan sampai sekarang. Kabarnya Djan Faridz berang dengan rencana pemprov itu, selain itu hubungan Djan dengan Fauzi Bowo yang awalnya sangat harmonis berakhir buruk. Djan yang kabarnya sering meminta kemudahan-kemudahan dari Foke tapi tidak pernah dituruti, bahkan Foke malah mengeluarkan kebijakan spektakuler yaitu Moratorium Pembangunan Mall/Superblok/Apartemen tahun 2011. Untuk sementara ini kepentingan Djan Faridz “mendanai” pencalonan Jokowi-Ahok lebih kepada kepentingan bisnis dan mencari keuntungan sebesar-besarnya. (baca:Waspadai TAIPAN Jakarta Singapore Beijing di Pilkada DKI)
Djan yang dikenal sebagai pengusaha sukses diberbagai bidang itu berhasil menghimpun kontraktor-kontraktor property /pengembang (yang selama ini berkontribusi besar membuat Jakarta kebanjiran dan MACET karena pembangunan Mall/Superblok/Apartemen itu menyalahi aturan) bersatu untuk menjadikan Jokowi-Ahok sebagai ‘boneka’ mereka. Wallahualam. Dan pastinya, dukungan dan bantuan dana itu tidak gratis. Penguasaha atau cukong itu punya kepentingan besar terkait bisnis nya di Jakarta. Jakarta yang kini menjadi hutan beton yang sesak dengan mall, superblok dan apartemen serta bikin macet akan semakin semrawut mustahil akan bisa tata oleh seorang gubernur yang berlatarbelakang insinyur kehutanan.
Masalah Jakarta yang sangat kompleks ini tidak bisa serahkan kepada mereka yang sudah dikelilingi aktor-aktor perusak lingkungan Jakarta. Tidak bisa diserahkan kepada pemimpin yang visi dan misi nya tidak jelas. Pencitraan yang dikemas sederhana terlihat semu dan penuh tipu-tipu ditambah dengan semangat perubahan dan asal beda yang membabi-buta akan membawa Jakarta terpuruk dengan segala problematikanya.
Apapun latarbelakang dan afiliasi politik anda, coba pikirkan kembali pilihan anda agar JAKARTA yang kita cintai ini tidak terjerumus kepada tangan-tangan kotor.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.