VISI DAN MISI

SARANA EDUKASI POLITIK WARGA DARI SUDUT PANDANG BERBEDA

Friday, August 10, 2012

ETNIS TIONGHOA MULAI BERULAH

Kabar terbaru yg kami kutip dari kompas, terkesan adanya kekhawatiran konflik ini akan meluas maka media masa(pendukung jokowi) mulai menutupi kejadian2 berikut. INTINYA ETNIS TIONGHOA MULAI BERULAH. belum lagi AHOK jadi WAGUB mereka sudah AROGAN berani menyerang pesantren. apalgi jika AHOK berhasil memenangkan putaran ke 2, kami himbau agar warga bijaksana dalam memberikan suara di putaran ke 2 nanti.



JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa pengeroyokan santri di Pondok Pesantren Riyadul Mu'minin, Jakarta Barat tak terkait pilkada DKI. Pengeroyokan tersebut terjadi hanya lantaran perselisihan antardua keluarga. "Perselisihan ini tuh enggak ada hubungannya sama Pilkada DKI. Saya saja sampai bingung kenapa bisa dikait-kaitin," kata Karyono (80), Ketua RT 15 RW 10, Kelurahan Jelambar Baru, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (10/8/2012) siang.
Karyono mengatakan, memang awalnya Yusuf (31), santri Pondok Pesantren Riyadul Mu'minin menampar anak kecil, Nelson (6) yang sedang bermain di sekitar pondok. Tindak kekerasan tersebut ia lakukan karena Nelson membuat keributan dengan berteriak-teriak ketika santri sedang bertadarus di Ponpes tersebut.
Paman Nelson, Ronald, tak terima jika keponakannya diperlakukan seperti itu. Ia memanggil teman-temannya untuk memukuli Yusuf pada hari Kamis (9/8/2012) sore. Setelah pemukulan terjadi, Ronald dan dua orang temannya kabur dan melarikan diri. Ronald masuk ke rumah milik Dian Hartono, kakak ipar Ronald yang kebetulan rumahnya berjarak 100 meter dari pesantren.
Melihat keramaian tersebut, ratusan warga datang ke rumah dan mendobrak pintu. Kaca-kaca dipecahkan, sedangkan pintu belakang berhasil dibobol. Polisi datang untuk menyelamatkan Ronald dari amuk warga. Karyono mengungkapkan, polisi sangat sulit merelai pertikaian tersebut, sehingga ia terpaksa meletuskan senjata api sebagai peringatan kepada warga agar bisa dikendalikan.
"Sekitar 300-400 orang sudah berada di depan rumah. Mereka teriak, "Keluarkan! Keluarkan! Jangan diumpetin!" Kata Kasyono.
Budi Setyadi, Kanitreskrim Polsektro Tanung Duren mengatakan, kemarin kedua belah pihak sudah melaporkan ke Mapolsektro (korban dan pelaku). Korban melaporkan atas tindakan pengeroyokan, sedangkan pelaku melapor terkait tindak kekerasan kepada keponakannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi kesimpangsiuran informasi mengenai pemukulan yang terjadi di Jelambar. Beberapa oknum mengatakan korban pengeroyokan merupakan timses dari Foke-Nara, sedangkan pemukul berasal simpatisan Jokowi-Ahok. Berita simpang siur itu telah dibantah oleh kedua belah pihak.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.