Kabar terbaru yg kami kutip dari kompas, terkesan adanya kekhawatiran konflik ini akan meluas maka media masa(pendukung jokowi) mulai menutupi kejadian2 berikut. INTINYA ETNIS TIONGHOA MULAI BERULAH. belum lagi AHOK jadi WAGUB mereka sudah AROGAN berani menyerang pesantren. apalgi jika AHOK berhasil memenangkan putaran ke 2, kami himbau agar warga bijaksana dalam memberikan suara di putaran ke 2 nanti.
JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa pengeroyokan santri
di Pondok Pesantren Riyadul Mu'minin, Jakarta Barat tak terkait pilkada
DKI. Pengeroyokan tersebut terjadi hanya lantaran perselisihan antardua
keluarga. "Perselisihan ini tuh enggak ada hubungannya sama Pilkada
DKI. Saya saja sampai bingung kenapa bisa dikait-kaitin," kata Karyono
(80), Ketua RT 15 RW 10, Kelurahan Jelambar Baru, Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (10/8/2012) siang.
Karyono
mengatakan, memang awalnya Yusuf (31), santri Pondok Pesantren Riyadul
Mu'minin menampar anak kecil, Nelson (6) yang sedang bermain di sekitar
pondok. Tindak kekerasan tersebut ia lakukan karena Nelson membuat
keributan dengan berteriak-teriak ketika santri sedang bertadarus di
Ponpes tersebut.
Paman Nelson, Ronald, tak terima jika
keponakannya diperlakukan seperti itu. Ia memanggil teman-temannya untuk
memukuli Yusuf pada hari Kamis (9/8/2012) sore. Setelah pemukulan
terjadi, Ronald dan dua orang temannya kabur dan melarikan diri. Ronald
masuk ke rumah milik Dian Hartono, kakak ipar Ronald yang kebetulan
rumahnya berjarak 100 meter dari pesantren.
Melihat keramaian
tersebut, ratusan warga datang ke rumah dan mendobrak pintu. Kaca-kaca
dipecahkan, sedangkan pintu belakang berhasil dibobol. Polisi datang
untuk menyelamatkan Ronald dari amuk warga. Karyono mengungkapkan,
polisi sangat sulit merelai pertikaian tersebut, sehingga ia terpaksa
meletuskan senjata api sebagai peringatan kepada warga agar bisa
dikendalikan.
"Sekitar 300-400 orang sudah berada di depan rumah. Mereka teriak, "Keluarkan! Keluarkan! Jangan diumpetin!" Kata Kasyono.
Budi
Setyadi, Kanitreskrim Polsektro Tanung Duren mengatakan, kemarin kedua
belah pihak sudah melaporkan ke Mapolsektro (korban dan pelaku). Korban
melaporkan atas tindakan pengeroyokan, sedangkan pelaku melapor terkait
tindak kekerasan kepada keponakannya.
Seperti diberitakan
sebelumnya, terjadi kesimpangsiuran informasi mengenai pemukulan yang
terjadi di Jelambar. Beberapa oknum mengatakan korban pengeroyokan
merupakan timses dari Foke-Nara, sedangkan pemukul berasal simpatisan
Jokowi-Ahok. Berita simpang siur itu telah dibantah oleh kedua belah
pihak.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.